Bipolar Disorder
Sepintas mereka tidak jauh
berbeda dengan orang pada umumnya. Terlihat menjalani hidup dengan normal dan baik-baik
saja. Tertawa bersama, melakukan pekerjaan bersama, bermain bersama. Nyaris tak
kasat mata. Namun di balik itu mereka sering merasakan suasana hati yang tidak biasa,
bahkan memikirkan untuk mengakhiri hidupnya.
Mereka dapat merasa
sangat senang, kemudian sangat sedih. Begitu terus sebaliknya. Bahkan beberapa diantaranya
dapat merasa sangat senang dan sangat sedih secara bersamaan. Sepintas mereka tidak
berbeda dengan kita, tapi ternyata mungkin selama ini mereka merasakan kegelisahan,
kurang percaya diri, dan mengalami masalah konsentrasi di sekolah, kampus, atau
tempat kerja. Tidak jarang kita melihatnya itu sebagai hal yang aneh, dan berifkir
mereka berbahaya bagi kita.
Kondisi ini disebut dengan bipolar disorder. Gangguan
mental yang menyerang kondisi psikis seseorang, ditandai dengan perubahan suasana
hati secara drastis. Suasana hati penderitanya dapat berganti secara tiba-tiba antara
bahagia(mania) dan sedih(depresi) yang berlebihan. Bahkan beberapa penderita dapat
mengalami perubahan suasana hati hanya dengan hitungan jam.
Pada periode mania, penderita menjadi terlihat sangat bersemangat,
energik, dan terlihat sangat antusias walaupun ia kurang makan atau kurangtidur.
Sedangkan pada periode depresi, penderita akan terlihat sangatsedih, hilang minat
terhadap aktivitas, dan merasa putus asa.
Para ahli psikologi belum dapat mengetahui secara pasti penyebab
bipolar disorder ini. Beberapa berpendapat bahwa penyakit ini disebabkan oleh ketidakseimbangan
neurotransmitter atau zat pengontrol fungsi
otak.Selain itu, memiliki anggota keluarga –orangtua- yang mengidap bipolar
disorder akan lebih rentan seseorang tersebut menderita penyakit yang sama.
Mengalami stress tinggi, pengalaman traumatik, sering mengkonsumsi minum anal kohol
dan obat-obatan terlarang dapat pula meningkatkan resiko terkena bipolar
disorder.
Ada tiga jenis gangguan
bipolar, tipe 1, tipe 2, dan unipolar. Bipolar disorder tipe 1 dantipe 2 memperlihatkan
terjadinya periode mania dandepresi. Sedangkan unipolar hanya memperlihatkan satu
gejala depresi saja. Perbedaannya, pada tipe 1 kutub manianya mencapai level
paling tinggi, depresi tidak tinggi.Sedangkan tipe 2 depresinya sangat tinggi, manianya
pada level medium. Jika dianalogikan maka penderita unipolar memiliki mania 0,
bipolar tipe 1 adalah 10, dan bipolar tipe 2 hanya setengah 5. Menurut mahasiswi
psikologi Universitas Tarumanegara, Shella Limarta “Bipolar tipe 1 yang paling
berat dan dapat berkembang menjadi lebih parah dan berbahaya,”
Bipolar disorder ini sering dialami oleh remaja yang
beranjak dewasa atau dewasa muda. Berdasarkan referensi, penyakit ini menjangkiti
sekitar 10 hingga 12 persen remaja di luarnegeri. Di Indonesia juga mulai dilaporkan
penderita berusia remaja. Umumnya sebelum umur 25 tahun. Kasus ini menjadi berbahaya
sebab bipolar disorder tidak mudah dikenali.
Banyak orang yang mendefinisikan orang mengalami gangguan
kejiawaan adalah orang gila. Dianggap berbahaya dan bahkan dihindari. Pada kenyataannya
semua orang bisa saja mengalami gangguan kejiwaan, tidak memandang gender, ataupun usia. Entah itu ringan atau
berat tergantung bagaimana orang tersebut memandangnya.
Apabila sudah terjadi maka penderita akan mengalami kendala
dalam pekerjaan dan aktivitasnya sehari-hari. Terlebih bagi para pekerja yang
menderita bipolar disorder, perasaan stress dan tantangan tak terduga di tempat
kerja bukanlah hal mudah untuk dihadapi. Bahkan menurut survey Depression and Bipolar Support Alliance (DBSA), hamper sekitar
9 dari 10 orang mengatakan bahwa kondisi ini mempengaruhi performa kerja mereka.
Akhirnya mereka harus berganti pekerjaan lebih sering daripada orang pada umumnya.
Jika tidak diobati, gangguan ini bisa berbahaya bagi si penderita
sendiri. Kemungkinan mereka akan sulit bersosialisasi dengan lingkungan. Hal
terburuknya dapat mengakibatkan fikiran ingin bunuh diri pada si penderita.
Penyakit ini dapat disembuhkan dengan mengkonsumsi obat khusus
dan dibarengi dengan penanganan psikolog. Pola hidup yang sehat dan waktu istirahat
yang teratur juga dapat menangani gangguan bipolar. Yang terpenting adalah penderita
mau menerima apa yang dialaminya, memiliki inginan untuks embuh. “Jika ada kerabat
atau keluarga yang mengalami kasus ini, jangan jauhi. Kitanya sendiri harus accept lama kelamaan dia akan accept dengan dirinya sendiri. Karena support dari orang sekitar bagi para penderita
bipolar disorder sangatpenting,” Jelas Shella.
Jadi, apabila Anda atau siapapun mengalami gejala bipolar
disorder, ada baiknya untuk segera berkonsultasi dengan psikiater. Sebab gangguan
bipolar tidak dapat sembuh dengan sendirinya sehingga akan lebih baik jika dibantu
oleh tim medis.
Saat orang terdekat kita tidak bisa function well karena masalah psikis, tidak seharusnya kita menjauhinya.
Memang sulit untuk melihat hal itu dizaman segalanya serba cepat, dan alas an professional menjadi tembok penghalang untuk
kita lebih mengerti dan memperhatikan orang-orang disekitar. Namun kini saatnya
kita untuk lebih perduli dengan mereka. Berilah dukungan agar mereka terbebas dari
kondisi tersebut dan bisa menjalani kehidupannya dengan normal.
Tulisan ini sudah di post oleh Bogornews.com
Hebatt!! Thanks infonya Siti 😚
BalasHapusVery useful