Bahaya Bulu Kucing Bagi Kesehatan
Menggemaskan
dan lucu, para pecinta kucing pasti setuju dengan pendapat tersebut. Namun
ternyata, dibalik tingkah lucu mereka, kita harus waspada bahaya bulu kucing
bagi kesehatan.
Beberapa orang
menjadikan kucing sebagai binatang peliharaan favorite dirumah. Bagaimana
tidak? Hewan mamalia ini sering menunjukkan tingkah lincahnya, membuat kita
akan memeluk bahkan menciumi mereka.
Tetapi bukan
berarti kucing tidak dapat menimbulkan resiko kesehatan. Dibalik penampilan
bulu kucing yang indah, ternyata berpotensi “bahaya” bagi para pemiliknya.
Seperti yang dipaparkan beberapa situs kesehatan dan informasi mengenai hewan
seperti satwapedia.com dan alodokter.com, ada beberapa penyakit yang dapat
timbul yaitu :
Toksoplasmosis
Penyakit ini disebabkan parasit yang tinggal di usus kucing. Sekitar 2-3 minggu setelah terinfeksi, kucing akan mengeluarkan parasit melalui kotorannya. Saat membersihkan diri dengan lidah, kemungkinan parasit penyebab toksoplasmosis itu tertinggal pada bulunya.
Penyakit ini disebabkan parasit yang tinggal di usus kucing. Sekitar 2-3 minggu setelah terinfeksi, kucing akan mengeluarkan parasit melalui kotorannya. Saat membersihkan diri dengan lidah, kemungkinan parasit penyebab toksoplasmosis itu tertinggal pada bulunya.
Asma
Bulu kucing dapat menyerang pernapasan manusia yang bisa menyebabkan asma. Menurut pendapat satwapedia.com, resiko memiliki asma akibat bulu kucing mencapai 20 hingga 30 persen. Terlebih lagi untuk kalian yang memiliki riwayat penyakit asma, sangat dianjurkan untuk tidak terlalu sering berkontak dengan kucing. Kalian harus berhati-hati sebab jika terhirup akan membuat sesak nafas!
Bulu kucing dapat menyerang pernapasan manusia yang bisa menyebabkan asma. Menurut pendapat satwapedia.com, resiko memiliki asma akibat bulu kucing mencapai 20 hingga 30 persen. Terlebih lagi untuk kalian yang memiliki riwayat penyakit asma, sangat dianjurkan untuk tidak terlalu sering berkontak dengan kucing. Kalian harus berhati-hati sebab jika terhirup akan membuat sesak nafas!
Penyakit cakar kucing
(cat scratch disease)
Bagi mereka yang memelihara
kucing pasti pernah digigit atau mendapat cakaran, tanpa sadar sebetulnya hal
ini bisa membahayakan. Sebab dari cakaran, gigitan, dan bulu kucing dapat
tertular bakteri yang bernama Bartonella Henselae. Penyakit ini ditandai dengan
benjolan kecil dalam jangka wakti 10 hari. Diikuti gejala-gejala lain seperti
mual, muntah, demam, menggigil, lelah, peradangan, dan rasa nyeri pada kelenjar
getah bening.
Berakibat bayi cacat
dan wanita keguguran
Ini adalah efek yang sangat
berbahaya, dimulai dapat menurunkan daya tahan tubuh wanita hamil kemudian akan
menimbulkan efek pada bayinya. Bakteri yang menempel pada bulu kucing perlahan
menyerang sistem imun pada bayi dalam kandungan.
Menurut Drh.
Ika Hartini Hutasoit, lulusan Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Udayana,
memang tidak semua kucing dapat beresiko bagi kesehatan, “Ngga semua. Kalau
kucingnya bersih dan indoor, saya rasa tidak akan menyebabkan penyakit seperti
toksoplasmosis.” Jelasnya. Selain itu, menurut Drh. Ika sebagian besar
disebabkan oleh kucing yang tidak terawat, liar, dan makan makanan mentah.
Berdasarkan
observasi, umumnya kucing liar tidak diperhatikan sehingga tempat ia bermainpun
sembarangan. Tak jarang tempat sampah menjadi sasarannya mencari makan atau
bermain. Hal ini tentu berbahaya jika bakteri-bakteri dari tempat tersebut
tertinggal dibadannya.
Untuk
membedakan kucing yang terkena penyakit dapat dilihat dari kondisi kucing
tersebut, seperti fisiknya kotor, bau dan kedua matanya tidak sama. Kucing yang
terkena penyakit salah satu matanya terlihat lebih kecil, akibat bakteri.
Sehingga kita harus lebih selektif jika ingin memelihara kucing, “Terlebih
kalau kucing liar, kurasa harus ada pengecekan dulu ke dokter hewan supaya bisa
dicek status kesehatan kucing itu,” ungkap Drh. Ika.
Dari beberapa
penyakit yang dijelaskan di atas, ada cara untuk meminimalisir resiko yang bisa
terjadi. Dengan cara menghindari paparan langsung dengan kucing, kita dapat
menggunakan masker. Setelah mengelus bulu kucing, selalu mencuci tangan kalian
dengan sabun antibakteri. Atau dapat pula dengan memasang filter udara di
rumah.
Sebaiknya agar
kucing kesayangan kita tetap sehat, selalu periksakan kondisi kesehatannya
dengan rutin ke dokter hewan. Pemberian vaksin, obat cacing, dan parasit untuk
kucing juga penting. Jadi, sebagai pecinta kucing, kita harus mengetahui dampak
baik dan dampak buruk yang bisa ditimbulkan dari pemeliharaannya. Menjaga agar
kucing kita sehat dan kitapun terhindar dari penyakit berbahaya akibat bulu
kucing.
Tulisan ini sudah dipost oleh Bogornews.com
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusPadahal suka kucing, jadi lebih hati-hati nih sama kucing sendiri di rumah.
BalasHapusTerima kasih sudah mengunjungi blog ini, semoga bisa bermanfaat dalam memelihara kucingnya di rumah.
HapusBanyak orang tua yg belum tau tentang bahayanya bulu kucing dan kerapkali membiarkan anak-anaknya main dengan kucing tanpa pengawasan. Dengan adanya artikel ini semoga semakin banyak orang yang tau dan memahami bahanya bulu kucing.
BalasHapusTerima kasih sudah mengunjungi blog ini. Semoga bermanfaat...
HapusMulai sekarang harus lebih berhati-hati nih karena aku memelihara kucing. Tulisannya sangat bermanfaat:)
BalasHapusTerima kasih sudah mengunjungi blog ini.. semoga bermanfaat.
Hapus