Bahaya Zat Kimia Pada Kutek (Cat Kuku)
Bahaya
Zat Kimia Pada Kutek (Cat Kuku)
Para perempuan tentu sudah tidak
asing dengan cat kuku atau kutek. Kuku yang terhias memang lebih terlihat
indah, ditambah dengan warna-warna cantik akan menambah daya tarik. Akan tetapi
cat kuku yang menawarkan keindahan itu ternyata dapat menimbulkan bahaya bagi
kesehatan.
Beberapa perempuan merasa sangat
senang dengan memakai cat kuku atau kutek. Berbagai alasan mereka lontarkan,
mulai dari keperluan pekerjaan, menambah kepercayaan diri, hingga sekadar
mengikuti trend.
Hadir dengan berbagai warna, kutek
membuat kuku menjadi lebih terlihat menarik. Para perempuan sering terlena
keindahan dan kecantikan dari
warna-warnanya, tanpa memperhatikan bahaya efek samping yang ditimbulkan.
Ternyata beberapa kutek mengandung
zat kimia berbahaya bagi kesehatan. Anda yang suka menggunakan kutek harus
waspada terhadap zat-zat berbahaya berikut:
- Toluena
Zat
kimia yang selalu ada disetiap cat kuku adalah Toluena. Zat ini merupakan salah satu bahan pelarut cat kuku yang
berfungsi mempertajam warna. Apabila termakan atau mengenai kulit akan
berbahaya bagi kesehatan. Toluena
dapat merusak system saraf jika
digunakan dalam jangka panjang. Dalam jangka pendek, pengguna juga dapat
merasakan gejala seperti iritasi mata, pusing, dan mudah lupa.
- Formaldehyde
Formaldehyde atau formalin,
merupakan zat yang biasa digunakan untuk mengawetkan mayat. Akan tetapi
beberapa cat kuku juga menggunakan zat ini sebagai bahan pengeras dan pengawet.
Formalin tidak hanya berbahaya saat
dikonsumsi saja, namun juga ketika terhirup. Dalam penggunaan jangka panjang formalin dapat menyebabkan berbagai
penyakit seperti, sakit kepala, kerusakan jaringan kulit, hingga kanker.
- Dibutyl Phthalate (DBP)
Pada
umumnya Dibutyl Phtalate (DBP) digunakan untuk pembuatan plastik atau vinil
lembut. Sedangkan pada kutek, zat ini berfungsi untuk memberi kilau dan
mencegah kutek retak. Uni Eropa mengklarifikasi DBP sebagai endokrin, yang diduga berdasarkan bukti dapat
mengganggu fungsi hormon, meracuni reproduksi, dan kerusakan pada janin.
Tidak
hanya pada cat kuku saja, zat berbahaya terdapat pula pada nail remover atau cairan penghapus cat kuku. Zat kimia bernama etyl asetat berfungsi sebagai pelarut
dan bekerja agar kutek cepat kering. Biasanya pada kutek kuku etyl asetat
memiliki aroma yang khas. Jika Anda menghirup aroma tersebut, dapat menyebabkan
masalah pada jantung, paru-paru, dan ginjal. Akan lebih baik jika penggunaan nail remover tidak lebih dari dua kali
dalam sebulan. Tidak hanya itu, Anda juga harus berhati-hati karena zat ini
mudah terbakar.
Bagi
Anda yang suka menggunakan kutek sebaiknya mengetahi efek samping yang
ditimbulkan. Pilihlah kutek dengan bahan alami dan tidak berbau menyengat.
Pastikan bahwa kutek yang Anda gunakan tidak kadaluarsa.
Jadi,
harus lebih cermat dalam memilih cat kuku yang hendak digunakan. Hindarilah
penggunaan cat kuku dengan zat-zat berbahaya yang bisa mengganggu metabolisme
tubuh dan beresiko timbulnya penyakit.
Komentar
Posting Komentar